Menjelang pagi, air matanya berubah jadi aroma tanah musim hujan.
Wewangian yang basah yang menembus kaca jendelanya. Beberapa hari terakhir ia
simpan air matanya di bawah tempat tidur, barangkali di surga ia takan bisa
menangis.
Edelina kira ia sudah menunggu terlalu lama. Berulang ia bersurat pada
Tuhan, agar tak tersesat menjemputnya di muka rumah. Tapi Tuhan tak pernah
berkabar. Di malam sebelum ia tiba di surga, akhirnya ia meminta pada ayah
untuk mengganti tempat tidurnya. Ternyata ruang di bawah tempat tidurnya
terlalu kecil untuk kedua orang tuanya.
CONVERSATION
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Instagram Shots
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment